Sering Ugal-Ugalan Hingga Enggak Jajan, Ini Latar Belakang Razia Knalpot “Bar-Bar” Di Lembang
Sumber: Facebook/ Jaenall AF |
Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini
kita akan membahas mengenai kasus razia knalpot non mainstream yang beberapa
waktu viral diduga ada di area Ciater Lembang.
Razia minggu kemarin memang terjadi di wilayah Subang hingga
Lembang dan sekitarnya, tetapi yang cukup viral dan ramai diperbincangkan
adalah razia knalpot yang diduga ada di Lembang – Bandung Barat.
Baca Juga: Lembang – Subang Keras !!! Razia Motor Hukuman Copot Knalpot Hingga Dengar Suara Knalpot
Yaps, razia knalpot tersebut cenderung “bar-bar” dimana
hukumannya cukup bervariatif mulai dari dengar suara knalpot, hingga getok
knalpot di tempat menggunakan palu yang dilakukan oleh warga sekitar. Untuk hukuman
lain tidak akan kami bahas di sini.
Baca Juga: Biaya Denda Tilang Karena Pakai Knalpot Racing / Brong
Nah insiden minggu kemarin bukan tanpa alasan terjadi begitu
saja, tidak mungkin warga sampai sedemikian “marah” jika tidak ada api yang
menyulut.
Dilansir dari beberapa sumber, dikatakan bahwa sebenarnya
insiden ini diawali karena tradisi Sunmori di area Lembang yang cenderung sudah
kurang “sehat”.
Seperti yang sudah kami bahas sebelumnya pada artikel kami
mengenai “Pengertian Sunmori Check", kami menjelaskan bahwa Sunmori
ini kadang juga dijadikan sebagai ajang Sunmorace hingga ajang untuk
ugal-ugalan.
Tanpa bermaksud membela salah satu pihak, kami hanya akan
menulis apa yang kami dengar dan baca dari referensi lain bahwa belakangan
banyak yang Sunmori ugal-ugalan menggunakan knalpot racing.
Selain itu, banyak yang kumpul Sunmori di warung-warung namun
hanya sekedar ngumpul dan tidak membeli apa-apa.
Bagi pemilik warung, tentu hanya menyediakan lapak parkir
gratis kurang begitu menguntungkan, musabab biasanya ada banyak mobil terparkir
yang singgah untuk sekedar ngopi dan menikmati pemandangan.
Well jika kita mau rentet lebih dalam, masa pandemi ini juga
sedikitnya pasti memberi dampak pada aksi Sunmori hingga pendapatan dari
pemilik warung di sekitar area wisata Lembang.
Banyak pelajar dan “pekerja yang dirumahkan” mungkin menjadi
lebih penat dan cenderung ingin melepaskan penat pada ajang Sunmori.
Ada yang memang benar-benar hanya ingin Sunmori tanpa jajan,
dan ada juga yang sebaliknya.
Di sisi lain, pasti pedagang juga merasakan penurunan
pendapatan sebab pandemi ini mengurangi wisatawan luar daerah.
Sekalinya ada yang kumpul-kumpul bukannya beli malah ikut
mejeng doang, begitu mungkin pemikiran sebagian pemilik warung.
Puncaknya, minggu kemarin ada operasi knalpot racing yang
mana memang bila kita pandang, beberapa hukumannya tidak sesuai dengan UU No 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Well, dalam situasi seperti ini, saling mengerti dan
menghormati bisa jadi pencegah konflik yang lebih meluas dan berkepanjangan.
Nah jika kalian tanya kami, apakah kami suka Sunmori ke
Lembang? Jawabannya adalah tidak. Alasannya adalah karena kami kurang suka
bepergian cukup jauh meski Lembang termasuk daerah Bandung Barat.
Tidak ada yang mewajibkan untuk Sunmori ke Lembang, kami
sendiri ketika Sunmori lebih senang pergi ke perkampungan di wilayah kami yang
masih asri.
Ya sekedar motor-motoran dan jajan bentar kami rasa itu sudah
cukup ya. Nah selebihnya mungkin ada yang berpendapat lain.
Well artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata
semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.