Usaha Tidak Menghianati Hasil Artinya Apa?
Usaha tidak menghianati hasil artinya apa? Bagaimana penulisan yang lebih tepat? Dan apa pelajaran yang bisa diambil dari ungkapan yang satu ini?
Satupiston.com –
Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas
mengenai suatu ungkapan.
Tidak jarang, kita butuh yang namanya motivasi. Meski pun
kadang motivasi tersebut sangat tidak relevan dengan apa yang dihadapi atau
dialami.
Ada ungkapan yang cukup mendalam yakni mengenai usaha yang
tidak akan menghianati hasil.
Tetapi sebelum membahas ke definisi atau pengertiannya, mari
kita luruskan terlebih dahulu bentuk penulisannya.
Sebenarnya, penulisan yang lebih tepat adalah khianat dan
bukan hianat.
Jadi untuk ungkapannya akan menjadi usaha tidak mengkhianati hasil.
Adapun untuk penulisan yang lebih tepatnya lagi adalah
ditulis berdasarkan akibatnya dulu baru sebabnya.
Yakni hasil tidak mengkhianati hasil. Meski memang baik
dibalik atau tidak, keduanya cenderung punya makna yang mirip atau serupa.
Usaha Tidak Menghianati Hasil Artinya Apa?

Maksud dari usaha tidak mengkhianati hasil adalah bahwa
usaha yang kita keluarkan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh bisa berbuah
manis.
Atau dalam kata lain, usaha yang dilakukan bisa berbanding
lurus dengan hasil yang nantinya didapatkan.
Misal jika kita rutin dan mendalami pembelajaran mengenai
bongkar pasang suatu mesin motor.
Maka hal tersebut bisa menuntun kita pada status “ahli”
dalam bidang tersebut.
Pelajaran yang bisa diambil dari ungkapan ini adalah jika
hendak melakukan sesuatu dan ingin mendapatkan hasil maksimal, maka lakukanlah
tindakan yang maksimal juga.
Ini baru teori dasar, tetapi kenyataannya memang tidak
selalu demikian. Maksudnya?
Tak Selalu, Yang Berkilau Itu Emas
Meski secara ungkapan usaha itu akan berbanding lurus dengan
hasil, tetapi faktanya bisa saja hasil tidak sesuai dengan usaha yang telah
dikeluarkan.
Contoh kasus gagal panen di pertanian karena faktor cuaca.
Ini adalah contoh kecil jika dunia kadang tidak sebaik dan semudah itu.
Jika karena faktor cuaca, mungkin kita masih bisa terima
karena ini adalah faktor alam yang bisa memberikan pelajaran bagi kita (misal
jadi tahu waktu ideal untuk menanam agar tidak terbentur dengan cuaca yang
tidak mendukung).
Tetapi bagaimana jadinya jika faktor yang menciderai hasil
adalah faktor yang “kotor” semisal suap, orang dalam, dan sejenisnya?
Dalam dunia kerja atau lingkungan serupa, tak jarang kita
akan menemukan hal-hal seperti ini.
Di mana usaha yang kita keluarkan akan mendapatkan hasil
yang nihil karena faktor lingkungan yang tidak sehat.
Kita mungkin merasa sudah mengeluarkan usaha maksimal untuk
bisa bekerja di suatu perusahaan.
Tetapi usaha tersebut bisa kalah dengan orang yang memberikan
suap hingga orang yang punya koneksi dengan orang dalam.
Ini adalah rahasia umum yang kadang sering ditutup-tutupi.
Di mana kami pun pernah kecewa ketika harus ada di lingkungan seperti ini.
Bukan apa-apa, terkadang orang yang mempelopori “integritas”
adalah orang pertama dan berpengaruh besar atas kebobrokan kebijakan yang
dikeluarkan.
Ibaratnya, kita sudah percaya bawha lingkungan dalam kondisi
baik karena doktrin yang diberikan adalah tentang kejujuran, disiplin, dan sejenisnya.
Tetapi di akhir cerita, kita harus kecewa karena orang yang
menggaungkan hal positif tersebut ternyata adalah orang pertama yang menodai
harapan (percaya pada orang yang salah).
Artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga
bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.