Ukuran Pj Mj Mio Standar, Kasus Mio Sporty dan Smile

Daftar Isi

Ukuran PJ MJ Mio standar itu berapa? Di sini kami ambil 2 kasus yakni Mio Sporty dan Mio Smile, di mana terdapat perbedaan di antara kedua motor Mio karbu tersebut.

 

Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. kali ini kita akan membahas mengenai karbu Mio.

 

Yamaha Mio adalah salah satu varian motor yang cukup melegenda karena dipasarkan oleh Yamaha dan jadi salah satu pionir motor matic di Indonesia.

 

Mio sendiri sempat jadi rajanya motor matic di Indonesia sebelum tergeser oleh Honda Beat.

 

Bicara soal motor Mio, salah satu varian pendahulunya masih menggunakan karburator dan belum injeksi.

 

Ya karena kala itu mesin motor injeksi masih belum lumrah dipakai.

 

Ukuran Pj Mj Mio Standar, Kasus Mio Sporty dan Smile

Ukuran Pj Mj Mio Standar, Kasus Mio Sporty dan Smile

PJ MJ dari Mio Smile sedikit berbeda dengan Mio Sporty. Sebut saja, Mio Sporty dengan kode 5TL punya MJ atau Main Jet sebesar 110. Sedangkan Mio Smile dengan kode 28ND dan 14ND punya MJ sebesar 108.

 

Sedangkan untuk Pilot Jet atau PJ-nya sama yakni sama-sama sebesar 38. Untuk itu, ada sedikit perbedaan dari sisi MJ-nya saja.

 

Namun tetap saja itu adalah perbedaan bukan?

 

Alternatif Pengganti Karbu Mio

Salah satu karbu yang banyak digunakan pada Yamaha Mio adalah karbu konvensional dari PE24.

 

Ini bahkan sering kami bahas di situs ini, di mana karbu PE24 ini cukup banyak digunakan pada Mio karena dinilai mudah untuk disetting dan opsi PJ MJ-nya cukup banyak.

 

Selain itu, venturi karbu dari PE24 dan karbu bawaan Mio sama yakni sama-sama sebesar 24 mm.

 

Namun dengan performa yang berbeda, mengingat karbu konvensional cenderung lebih responsif tapi lebih boros.

 

Sedangkan karbu dari Mio berjenis vakum dan cenderung lebih irit, namun karbu vakum cenderung lebih lemot sehingga banyak yang tidak suka dengan karbu model ini, termasuk pengguna Yamaha Byson karbu yang sama-sama pakai karbu vakum.

 

Efek Ganti Karbu Mio ke Karbu PE24

Dengan mengganti karbu vakum ke karbu konvensional, maka efek yang bakal terasa adalah motor akan jadi lebih boros.

 

Namun hal itu akan sebanding dengan performa yang jauh lebih responsif.

 

Tetapi hal lain yang tidak dapat dipungkiri adalah jika ganti karbu, maka harus ada uang yang dikeluarkan hingga biaya tambahan saat setting karbu.

 

Terlebih jika beli karbu palsu atau KW, di mana sering ada karbu yang susah disetting sehingga membuat kita keluar banyak uang untuk beli PJ MJ paketan dan juga biaya untuk beli bensin sebab harus ngecek motor dalam waktu cukup lama.

 

Jika settingan pas, tentu beban hanya akan ada di konsumsi bahan bakar yang cenderung lebih boros.

 

Namun jika settingan kurang pas, maka akan ada efek lain seperti brebet yang menandakan suplai bahan bakar terlalu banyak.

 

Hingga ngempos yang menandakan jika stelan angin terlalu besar dan suplai bensin terlalu sedikit.

 

Jika motor sering brebet, waspada juga pada kondisi busi di mana bisa berakibat mudah rusak.

 

Sebab busi yang terlalu banyak disuplai bensin di luar kemampuan busa bisa membuat busi cepat rusak.

 

Artikel ini kami cukupkan samapai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Wassalamu’alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)