Arti Crash Dalam MotoGp Beserta Jenisnya
Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami.
Kali ini kita akan membahas mengenai arti crash dalam MotoGp beserta
jenis-jenisnya.
MotoGp merupakan salah satu ajang
olahraga balap yang memiliki penggemar cukup banyak di seluruh dunia.
MotoGp yang merupakan ajang balap
motor prototype ini setidaknya menjadi salah satu ajang balap yang paling
banyak ditonton oleh penduduk di muka bumi (saingan terdekat MotoGp dalam
urusan viewers adalah ajang balap Formula 1 atau F1).
Baca Juga: Arti Motor Prototype
Dalam ajang balap MotoGp, cukup
banyak istilah-istilah yang disebutkan untuk suatu kejadian, salah satunya
adalah crash.
Ya rasanya tiap balapan
berlangsung, sangat sedikit sekali seluruh pembalap dapat menyelesaikan balapan
dan ujung-ujungnya akan ada tulisan “crash” baik itu di layar kaca maupun di
area pit board.
Baca Juga: Arti DNF di MotoGp
Lalu apa sih yang dimaksud dengan
crash dalam MotoGp? Mari kita simak bersama dalam artikel ini.
Pengertian Crash Dalam MotoGp
Crash merupakan
suatu kata dalam bahasa Inggris yang bila kita terjemahkan artinya adalah; terjatuh,
bertabrakan, atau menabrak.
Ya, pada intinya crash dalam MotoGp
pun memiliki makna demikian yakni suatu insiden dalam balapan yang menyebabkan
pembalap terjatuh (baik karena bertabrakan, tergelincir, ataupun lain hal yang
membuat pembalap terjatuh).
Apabila pembalap telah terjatuh,
masih bisakah pembalap tersebut melanjutkan balapan? Jawabannya adalah bisa,
asalkan motor dan si pembalapnya masih sanggup untuk melanjutkan sisa putaran
dalam balapan tersebut.
Jika salah satu elemennya tidak
sanggup lagi melanjutkan balapan, ya si pembalap pun biasanya akan “tahu diri”
untuk berbesar hati dan mengakhiri balapan.
Jenis Crash Dalam MotoGp
Setidaknya ada dua jenis crash
dalam MotoGp yang biasanya dialami oleh si pembalap. Apa sajakah jenis crash
tersebut? Berikut kami paparkan di bawah ini:
1. Low Side Crash
Yang pertama adalah low side crash
atau bila kita terjemahkan artinya adalah terjatuh pada sisi rendah. Maksudnya adalah
biasanya pembalap yang terjatuh dalam jenis crash ini akan terjatuh secara
rendah dan bukan “dibanting” atau terpelanting oleh motor.
Bahasa yang lebih mudah dicerna dan
lebih populer di Indonesia untuk low side crash adalah “ndlosor”.
Biasanya low side crash terjadi
karena pembalap kehilangan kendali atas ban depan baik karena tergelincir oleh
jalanan yang basah atau pun karena ban sudah aus sehingga grip ban pada aspal
jadi hilang serta bisa juga karena pembalap terlalu miring tetapi laju motor
kurang kencang.
Contoh dari low side crash adalah ketika Valentino Rossi terjatuh di GP Catalunya Spanyol 2020. Saat itu Valentino Rossi harus mengakhiri balapan karena terjatuh yang disebabkan ban depan motornya tidak melakukan grip dengan sempurna dengan aspal saat tengah menikung.
Sumber: Twitter/ Cormacgp
2. High Side Crash
Selanjutnya adalah high side crash
atau terjatuh pada sisi yang tinggi. Jika low side crash adalah terjatuh dengan
cara “ndlosor”, maka high side crash terjatuh dengan cara “terpelanting” atau “dibanting”
oleh motor.
Penyebab high side crash terjadi
biasanya dikarenakan ban belakang yang tidak terkendali. Misal karena aus
sehingga kadang ban kehilangan grip lalu dengan seketika mendapatkan grip pada
aspal, atau bisa juga karena pengereman dari ban belakang yang tidak tepat
sehingga membuat ban belakang “melawan” dan melemparkan pembalap ke arah atas.
Bila dibandingkan dengan low side
crash, high side crash ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk menciderai
pembalapnya.
Salah satu contoh high side crash adalah saat Marc Marquez yang terjatuh di GP Jerez tahun 2020 silam.
Sumber: jurnalgarut.pikiran-rakyat.com
Insiden tersebut setidaknya harus
membuat Marc Marquez banyak melewati balapan MotoGp tahun 2020 karena lengan kanannya
mengalami patah tulang.
Nah artikel ini kami cukupkan
sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.