Jangan Asal Mengencangkan Busi Motor Sob! Ini Akibatnya
Daftar Isi
Assalamu’alaikum.
Kembali lagi pada artikel
satupiston.com. kali ini kita akan membahas mengenai busi motor. Tetapi dimensi dari pembahasan ini adalah mengenai pemasangan
busi pada motor yang harus terukur dan tidak asal-asalan.
Busi pada motor berfungsi
layaknya seperti busi pada mobil dengan mesin bensin. Tugas dari busi adalah
memercikan api pada ruang bakar yang sebelumnya ruang bakar tersebut telah
terisi “pengkabutan” bahan bakar yang telah dikompresi.
Oleh sebab itu bila pada motor
tidak ada busi, maka tentunya motor tidak akan dapat menyala karena ruang bakar
tidak disuplai oleh percikan api. Sehingga tidak akan ada pembakaran yang
menggerakan piston.
Nah tahukan brother semua, busi sendiri dalam pemasangannya tidak boleh
sembarangan. Busi pada motor harus dipasang dengan baik dan benar. Tidak boleh
terlalu kendor dan tidak boleh terlalu kencang.
Bila terlalu kencang, maka
dikhawatirkan akan menyebabkan kompresi berkurang dan hal terburuk adalah busi
terlempar dari kepala silinder ketika tengah dipacu. Sebaliknya, bila terlalu
kencang, maka hal yang bisa terjadi adalah seperti gambar berikut:
“Pening palaqu klo udh gini gimna ada solusi..?” Tutur Erpansyah di
grup Facebook Byson Solution.
Dalam gambar yang diunggah pada
grup Facebook tersebut, terlihat bahwa kepala atau ulir busi patah dan
tertinggal di kepala silinder. Bila sudah begini, ya terpaksa motor kita bawa
ke tukang bubut terdekat untuk diakali.
Kami sendiri pernah melihat
kejadian tersebut saat dahulu masih sekolah. Dimana waktu itu busi pada mesin
mobil patah dan kepalanya tertanam pada mesin mobil. Solusinya waktu itu adalah
membogkar kepala mesin mobil untuk kemudian di bawa kepada tukang bubut.
Pilihannya adalah ulir busi yang
tertinggal di bor kemudian di tap ulang dengan ukuran lebih besar, atau bila
masih ada sisa besi yang menonjol, akan dilaskan dengan logam lain semisal besi
seperti kunci T, untuk selanjutnya diputar
dengan harapan agar sisa ulir busi atau kepala busi dapat terlepas.
Lalu mungkin ada dari kita yang
bertanya, berapa torsi yang ideal dalam pengencangan busi? Meski kami tidak
mengetahui secara pasti. Namun kami temukan referensi yang semoga saja dapat
membantu.
Menurut Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia
dilansir dari Liputan6.com, disebutkan bahwa torsi dari setiap busi itu
berbeda-beda tergantung dari ukuran ulirnya.
Misalnya saja untuk busi dengan
ulir 18 mm dan 14 mm, maka pemasangannya setengah sampai dua pertiga putaran atau
180-240 derajat. Sedangkan busi dengan ulir 12 mm dan 10 mm, pemutarannya
adalah setengah putaran atau 180 derajat. Serta busi dengan ulir 8 mm, maka
putarannya adalah sepetiga putaran.
Patokaan di atas berlaku untuk busi motor baru, namun jika businya telah di pakai, maka putaran pengencangan busi di ambil setengah dari patokan di atas.
Meski acuan di atas bukan patokan
mutlak, namun ada baiknya dalam mengencangkan busi harus kita perhatikan lagi.
Tidak boleh terlalu kencang dan
juga tidak boleh terlalu kendor. Serta bila drat busi atau kepala silinder
tidak sesuai, maka ada baiknya tidak dipaksakan karena dapat mengakibatkan
keausan pada ulir kepala silinder.
Nah artikel ini kami cukupkan
sampai di sini. Semoga bermanfaat untuk
kita semua dan akhir kata, sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.