Goes atau Gowes, Mana yang Benar? Ini Penjelasannya

Table of Contents

 

Goes atau Gowes, Mana yang Benar? Ini Penjelasannya


Satupiston.com - Perdebatan mengenai penggunaan kata “goes” atau “gowes” sering muncul di kalangan penggemar sepeda di Indonesia.


Kedua istilah ini terlihat mirip namun sebenarnya memiliki akar makna yang berbeda yang perlu dipahami secara tepat.


Perbedaan konteks penggunaan kedua kata itu menjadi kunci agar komunikasi tetap akurat sekaligus menghindari kesalahan bahasa yang kerap terjadi di media sosial maupun percakapan sehari-hari.

Makna Dasar Kata “Goes”


Kata “goes” sejatinya berasal dari bahasa Inggris yang merupakan bentuk present tense dari kata kerja “go”.


Penggunaan kata ini selalu terkait dengan struktur kalimat bahasa Inggris sehingga tidak dapat berdiri sendiri sebagai istilah yang memiliki makna khusus dalam bahasa Indonesia.


Dalam konteks percakapan Indonesia, kata “goes” kerap muncul sebagai kesalahan penulisan karena dianggap memiliki bunyi yang mirip dengan “gowes”.


Kesalahan ini semakin sering ditemui karena sebagian masyarakat mengira kedua kata tersebut memiliki arti yang sama, padahal keduanya tidak saling berkaitan jika dilihat dari sudut linguistik.


Fenomena tersebut menunjukkan adanya pergeseran persepsi bahasa yang dipengaruhi oleh kebiasaan digital, termasuk penggunaan media sosial yang cepat dan tidak melalui penyuntingan.


Makna Kata “Gowes” dalam Bahasa Indonesia

Berbeda dengan “goes”, kata “gowes” telah berkembang menjadi istilah yang dikenal luas dalam bahasa Indonesia.


Kata “gowes” merujuk pada aktivitas mengayuh sepeda dan telah menjadi bagian dari kosakata populer di kalangan komunitas pesepeda.


Istilah ini lahir dari budaya tutur masyarakat Jawa yang kemudian menyebar secara nasional seiring meningkatnya minat bersepeda di Indonesia.


Penggunaan kata “gowes” juga semakin solid setelah banyak komunitas sepeda mengadopsinya sebagai identitas kegiatan dan jargon komunikasi sehari-hari.


Media massa nasional turut memperkuat penggunaan kata ini sehingga semakin diterima sebagai istilah baku dalam ranah informal dan jurnalistik.


Meskipun demikian, kata “gowes” belum tercatat sebagai kata baku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi penggunaannya telah mapan dan dipahami secara luas.


Peran Konteks dalam Penulisan yang Tepat

Konteks menjadi faktor utama yang menentukan mana istilah yang seharusnya dipakai.

Jika penulisan berada dalam kalimat berbahasa Inggris, maka “goes” menjadi pilihan yang benar dan memiliki fungsi tata bahasa yang jelas.

Namun, jika konteksnya merujuk pada kegiatan bersepeda, maka “gowes” adalah kata yang tepat untuk menggambarkan aktivitas tersebut.

Penggunaan konteks yang keliru dapat menimbulkan salah tafsir terutama dalam penulisan media, konten digital, atau materi promosi olahraga.

Kesalahan penulisan kecil ini dapat berdampak pada kredibilitas informasi karena pembaca mengharapkan kejelasan bahasa dari media profesional.

Itulah alasan mengapa editor dan penulis perlu memahami perbedaan mendasar antara kedua kata tersebut agar tidak menimbulkan ambiguitas.

Fenomena Bahasa dalam Komunitas Pesepeda

Komunitas pesepeda menjadi salah satu kelompok yang paling berperan dalam mempopulerkan istilah “gowes” di Indonesia.

Pertumbuhan komunitas bersepeda yang pesat membuat berbagai istilah khas muncul dan beredar secara luas.

Aktivitas rutin seperti “gowes pagi”, “gowes santai”, hingga agenda besar seperti “fun gowes” memperlihatkan bahwa kata ini telah menjadi simbol budaya olahraga masyarakat urban.

Media sosial turut memperkuat popularitas istilah tersebut melalui unggahan foto, video, serta poster acara yang menggunakan kata “gowes” secara konsisten.

Konsistensi inilah yang akhirnya menegaskan bahwa “gowes” telah berkembang dari istilah lokal menjadi istilah nasional yang memiliki nilai identitas tersendiri.***
Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)