Fakta Mengejutkan Truk Tambang Rumpin, Korban Ungkap Tradisi Lindas Hingga Tewas demi 'Hemat' Kompensasi
![]() |
Gambar hanya ilustrasi |
Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Sebuah pengakuan mengejutkan terungkap dari seorang wanita korban kecelakaan truk tambang di Rumpin, Kabupaten Bogor, yang kini mengalami cacat permanen.
Dalam pertemuan resmi di Gedung Pakuan bersama Penjabat Gubernur Jawa Barat, KDM, korban menceritakan secara terbuka detik-detik mengerikan yang hampir merenggut nyawanya.
Kisah ini menambah sorotan tajam terhadap praktik angkutan tambang di kawasan Rumpin yang sejak lama dikaitkan dengan masalah keselamatan warga.
Korban menuturkan bahwa dirinya terjatuh tepat di jalur kendaraan tambang yang sedang melaju.
Ia menyebutkan, sopir sempat mengetahui keberadaannya, tetapi truk justru tampak mengarahkan kendaraan ke tubuhnya.
Beruntung, nyawa korban dapat diselamatkan meski tubuhnya mengalami benturan keras yang berujung pada cacat seumur hidup.
Lebih jauh, korban mengungkapkan sebuah praktik kelam yang diyakini sudah menjadi rahasia umum di kalangan sopir truk tambang.
Menurutnya, terdapat kebiasaan untuk melindas korban hingga meninggal dunia alih-alih menyisakan luka berat.
Alasannya, jika korban meninggal, perusahaan hanya diwajibkan memberikan santunan sekitar Rp25 juta.
Namun, apabila korban selamat dengan luka serius, maka perusahaan harus menanggung biaya pengobatan hingga sembuh, yang bisa mencapai angka ratusan juta rupiah.
Pernyataan itu sontak menimbulkan keprihatinan mendalam dari berbagai pihak yang hadir dalam pertemuan.
KDM menilai bahwa kesaksian tersebut memperkuat desakan publik agar pemerintah segera mengambil langkah serius menertibkan angkutan tambang.
Apalagi, fakta lain yang terungkap membuat situasi semakin memprihatinkan.
Korban menyebut bahwa perusahaan justru bisa meraih keuntungan pasca kecelakaan melalui klaim asuransi kendaraan.
Dengan dana asuransi, perusahaan bahkan mampu membeli unit truk baru setelah insiden yang merenggut korban.
Fakta ini memperlihatkan adanya ketidakadilan ganda bagi warga yang menjadi korban.
Di satu sisi, masyarakat menderita akibat kehilangan anggota keluarga atau mengalami cacat permanen.
Di sisi lain, perusahaan malah mendapatkan keuntungan materi dari setiap kecelakaan yang terjadi.
Situasi tersebut memperlihatkan lemahnya pengawasan terhadap industri tambang di wilayah Rumpin.
Masyarakat sekitar sudah lama mengeluhkan keberadaan truk tambang yang lalu lalang di jalan-jalan desa.
Kendaraan besar dengan muatan berlebih sering melintasi permukiman tanpa memperhatikan keselamatan warga.
Banyak kasus kecelakaan yang terjadi, mulai dari tabrakan hingga korban jiwa, namun penanganan seringkali berakhir tanpa kejelasan.
Pengakuan terbaru dari korban ini mempertegas bahwa persoalan tambang di Rumpin bukan hanya soal infrastruktur dan lingkungan.
Lebih dari itu, masalah ini menyangkut nyawa manusia yang seharusnya dilindungi negara.
Desakan agar pemerintah bertindak tegas kini semakin menguat.
Sejumlah aktivis dan warga menuntut agar ada audit menyeluruh terhadap perusahaan tambang yang beroperasi di Rumpin.
Selain itu, regulasi terkait perlindungan korban kecelakaan tambang juga diminta diperketat agar tidak ada lagi praktik melindas korban demi keuntungan perusahaan.
Jika tidak segera ditindaklanjuti, situasi ini dikhawatirkan akan melahirkan tragedi serupa di masa depan.
Apalagi, wilayah Rumpin dikenal sebagai salah satu pusat pertambangan terbesar di Jawa Barat, dengan aktivitas yang nyaris tanpa henti.
Wassalamu'alaikum.