Penyebab Ban Motor Baru Tapi Bocor Halus, Ini Pendapat Tukang Tambal Ban!

Table of Contents

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Fenomena bocor halus pada ban motor yang masih baru ternyata bukanlah hal langka di lapangan.

Penyebab Ban Motor Baru Tapi Bocor Halus, Ini Pendapat Tukang Tambal Ban!


Banyak pengendara merasa kecewa setelah mengganti ban lama dengan ban baru, namun tak lama kemudian mendapati tekanan angin terus berkurang secara perlahan.


Kasus ini kerap dianggap sebagai kesalahan pabrik atau cacat produk, padahal penyebabnya bisa jauh lebih kompleks dan kerap luput dari perhatian konsumen.


Salah satu lokasi yang cukup sering menangani kasus serupa adalah bengkel tambal ban milik Deden, seorang tukang tambal ban di wilayah Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.


Dalam praktiknya sehari-hari, Deden sering kali mendapati keluhan ban bocor halus meskipun kondisi ban tergolong masih baru dan belum digunakan dalam jangka panjang.


Deden menegaskan bahwa kebocoran halus pada ban motor baru tidak selalu menandakan kualitas buruk dari pabrikan.


Menurutnya, ada sejumlah faktor teknis dan non-teknis yang dapat menjadi penyebab utama, dan sebagian besar berasal dari proses pemasangan yang kurang sempurna atau kelalaian saat perawatan.


Salah satu penyebab yang paling umum ditemui adalah kondisi pentil ban yang bermasalah.


Deden mengungkapkan bahwa meski ban baru sudah dilengkapi dengan pentil gratis, tak jarang kualitas pentil tersebut tidak maksimal atau bahkan pemasangannya tidak presisi.


Dalam beberapa kasus, pentil lama tidak diganti karena dianggap masih layak pakai, padahal bisa saja sudah getas atau retak halus.


Kondisi ini memungkinkan udara keluar perlahan tanpa disadari oleh pemilik kendaraan.


Selain masalah pentil, kebersihan velg dan bagian dalam ban juga sangat mempengaruhi kemampuan ban dalam menahan tekanan udara.


Deden menjelaskan bahwa banyak pengendara yang mengganti ban namun tidak melakukan pembersihan menyeluruh pada velg, terutama jika ban sebelumnya menggunakan jenis tubeless.


Kotoran, debu, atau kerak yang menempel pada permukaan velg dapat mengganggu kerapatan antara ban dan velg, sehingga memicu kebocoran yang tidak langsung terlihat.


Pembersihan ini seharusnya tidak hanya sekadar menyeka permukaan, tetapi bisa menggunakan amplas super halus untuk mengikis kotoran membandel.


Faktor lain yang jarang disadari adalah sisa cairan anti bocor yang masih menempel di bagian dalam ban atau velg.


Jika ban sebelumnya menggunakan cairan anti bocor, maka sebelum pemasangan ban baru, residu cairan tersebut harus dibersihkan secara menyeluruh.


Kandungan kimia dari cairan ini, bila dibiarkan, bisa mengganggu daya rekat ban dengan velg dan membuat tekanan udara bocor secara perlahan.


Sering kali, pemilik motor tidak menyadari bahwa residu tersebut masih menempel dan berdampak buruk dalam jangka panjang.


Menurut pengamatan lapangan, kelalaian dalam membersihkan sisa cairan ini menjadi penyebab utama kebocoran halus yang tidak bisa dideteksi secara kasat mata.


Hal ini diperparah dengan asumsi keliru bahwa cairan tersebut akan menguap sendiri atau tidak menimbulkan efek samping pada ban baru.


Padahal, sifat cairan yang lengket justru membuat partikel kotoran makin mudah menempel di permukaan velg.


Dari sisi teknis pemasangan, tekanan angin awal juga sangat menentukan keberhasilan pemasangan ban baru.


Jika tekanan angin yang dimasukkan kurang dari standar saat awal pemasangan, maka permukaan ban tidak akan mengembang sempurna dan memungkinkan udara keluar dari celah mikro antara ban dan velg.


Hal ini banyak terjadi di bengkel-bengkel kecil yang tidak menggunakan alat ukur tekanan angin secara akurat.


Dengan begitu banyaknya faktor yang berpotensi menyebabkan kebocoran halus, Deden menyarankan agar setiap proses penggantian ban dilakukan secara menyeluruh dan teliti, serta memperhatikan aspek kebersihan dan komponen pendukung seperti pentil.


Ia juga menyarankan untuk selalu menggunakan jasa montir atau tukang tambal yang sudah berpengalaman, agar proses pemasangan dilakukan sesuai standar dan risiko kebocoran bisa diminimalisir.


Sebagai tambahan, pemilik kendaraan juga disarankan untuk melakukan pengecekan tekanan angin secara berkala dalam beberapa hari setelah pemasangan ban baru.


Jika terjadi penurunan tekanan yang signifikan, maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang baik pada pentil, sambungan antara ban dan velg, maupun sisa cairan dalam ban.


Langkah antisipatif ini bisa mencegah kerusakan lebih lanjut pada ban maupun komponen lain seperti velg.


Kebocoran halus mungkin terlihat sepele, namun jika dibiarkan dalam waktu lama, dapat merusak struktur ban dan menurunkan kenyamanan serta keamanan berkendara.


Dengan pemahaman yang tepat mengenai penyebabnya, pemilik motor diharapkan dapat lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan sejak dini.


Ban motor bukan sekadar komponen pelengkap, melainkan bagian vital yang menopang keselamatan pengendara.


Penting bagi setiap pengguna kendaraan roda dua untuk memahami bahwa kualitas ban tidak hanya ditentukan oleh harga dan merek, tetapi juga oleh ketelitian saat pemasangan dan perawatan.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)