Cara Mengatasi Ban Motor yang Sering Bocor! Ini Penjelasannya

Table of Contents

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Masalah ban motor yang sering bocor kerap menjadi keluhan utama para pengendara roda dua.

Cara Mengatasi Ban Motor yang Sering Bocor! Ini Penjelasannya


Bocornya ban secara berulang tidak hanya menyulitkan aktivitas, tetapi juga berisiko terhadap keselamatan di jalan.


Kondisi ini sering muncul secara mendadak dan menyebabkan gangguan serius terutama saat perjalanan jauh.


Pemilik sepeda motor perlu memahami bahwa kebocoran ban bukan hanya akibat tertusuk benda tajam.


Banyak faktor teknis lain yang berperan, mulai dari kondisi pentil, struktur ban, hingga kualitas pelek yang digunakan.


Ban motor, baik jenis tubeless maupun ban dalam, memiliki karakteristik yang berbeda dalam menghadapi tekanan atau gangguan eksternal.


Pada ban tubeless, kebocoran umumnya terjadi secara perlahan melalui celah kecil antara ban dan velg, atau dari bagian pentil yang longgar.


Sementara itu, pada ban dalam, tusukan kecil sekalipun bisa menyebabkan kehilangan tekanan udara secara cepat dan memerlukan penanganan segera.


Salah satu penyebab umum kebocoran ban adalah kerusakan pada pentil atau katup angin yang sudah aus.


Komponen ini kerap luput dari perhatian, padahal bisa menjadi titik awal kebocoran yang tidak disadari.


Selain itu, permukaan pelek yang bengkok akibat benturan keras juga dapat menyebabkan celah antara ban dan velg, sehingga udara keluar secara perlahan.


Kebocoran juga dapat terjadi karena kondisi ban yang sudah tipis atau banyak tambalan, membuat struktur ban melemah dan mudah bocor ulang.


Untuk mengatasi masalah ini, langkah awal yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan visual secara menyeluruh pada bagian ban dan velg.


Pengendara dapat menggunakan campuran air sabun untuk mendeteksi titik kebocoran.


Caranya dengan menyemprotkan cairan ke permukaan ban yang dipompa penuh, kemudian memerhatikan munculnya gelembung udara.


Jika kebocoran ditemukan, penanganan harus disesuaikan dengan tingkat keparahannya.


Untuk lubang kecil atau kebocoran halus pada ban tubeless, penggunaan cairan anti bocor (sealant) bisa menjadi solusi sementara.


Cairan ini akan menyebar ke seluruh permukaan bagian dalam ban saat roda berputar, dan menutup celah kecil dengan sendirinya.


Namun penggunaan sealant hanya direkomendasikan dalam kondisi darurat karena efeknya tidak bertahan lama dan dapat mempengaruhi keseimbangan ban jika digunakan terus-menerus.


Metode tambal ban menjadi solusi utama untuk penanganan yang lebih serius.


Tambal dari luar atau yang dikenal dengan metode ‘string’ digunakan pada ban tubeless dengan cara memasukkan karet khusus ke lubang yang bocor.


Metode ini cukup cepat dan bisa dilakukan di pinggir jalan, namun tidak cocok untuk lubang besar atau sobekan.


Untuk hasil yang lebih permanen, tambal ban dari dalam (tip-top) menjadi pilihan terbaik.


Proses ini membutuhkan pembongkaran ban dari velg dan pemasangan lembaran tambal khusus dari sisi dalam ban.


Meskipun lebih memakan waktu dan biaya, metode ini memastikan ban lebih tahan lama dan minim risiko bocor ulang.


Pada ban dalam, proses tambal biasanya dilakukan dengan metode vulkanisir sederhana, namun penting memastikan bahwa permukaan ban dalam tidak mengandung kerusakan lain seperti retakan atau getas.


Jika sudah terlalu sering ditambal, disarankan untuk mengganti ban dalam secara keseluruhan.


Sementara itu, ban yang terlalu tipis atau memiliki retakan pada sisi samping juga sebaiknya diganti, karena tidak hanya mudah bocor tetapi juga bisa meledak saat digunakan dalam kecepatan tinggi.


Selain tindakan penanganan, pencegahan juga menjadi aspek penting yang harus diperhatikan.


Periksa tekanan angin secara rutin minimal seminggu sekali dan pastikan sesuai standar pabrikan motor.


Gunakan alat ukur tekanan angin digital atau analog agar hasil lebih akurat, mengingat tekanan yang terlalu rendah bisa mempercepat kerusakan ban.


Jangan lupa untuk membersihkan kerikil atau benda asing yang menempel di alur ban karena berpotensi melubangi permukaan ban saat tertancap dalam waktu lama.


Jika memungkinkan, lakukan rotasi ban setiap beberapa bulan agar keausan merata dan daya cengkeram tetap optimal.


Bagi pengendara yang sering melintasi jalan rusak atau berbatu, disarankan menggunakan ban tubeless dengan lapisan tambahan atau produk yang telah teruji lebih tahan bocor.


Terakhir, gunakan velg dalam kondisi baik dan pastikan tidak terdapat goresan tajam atau penyok di area pemasangan ban.


Dengan memahami penyebab dan langkah penanganan kebocoran ban motor, pengguna bisa berkendara lebih aman, nyaman, dan menghindari risiko mogok di jalan.


Perawatan ban secara rutin menjadi kunci utama untuk menjaga performa motor dan meminimalkan risiko kecelakaan akibat ban bermasalah.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)