Pengalaman Beli Mobil Matel On App Full, Sebanding dengan Resiko?
Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Membeli mobil dengan status matel on app full kerap dianggap sebagai solusi murah untuk memiliki kendaraan, namun benarkah sebanding dengan risikonya?

Dalam beberapa tahun terakhir, tren penjualan mobil dengan status “matel on app full” semakin marak di pasar kendaraan bekas terutama di Facebook.
Istilah tersebut merujuk pada mobil yang masih terikat dengan pihak pembiayaan (leasing) namun dijual lengkap dengan dokumen seperti faktur, list dan nomor kontrak angsuran, STNK, dan kunci cadangan.
Kondisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen berbudget minim yang menginginkan kendaraan pribadi tanpa perlu membeli secara kredit langsung ke leasing.
Namun, di balik harga yang tampak menggiurkan, banyak risiko tersembunyi yang bisa merugikan pembeli di kemudian hari.
Sebut saja Mister X, seorang pembeli yang membagikan pengalamannya usai membeli mobil dengan status matel on app full.
Ia menyampaikan bahwa mobil yang dibelinya memang tampak legal secara fisik dan administrasi awal.
Kelengkapan surat seperti faktur hingga STNK asli membuat kendaraan tersebut tampak sah di mata hukum.
Namun, kondisi tersebut tidak lantas menjamin bebas dari gangguan pihak ketiga.
Dalam beberapa pekan setelah transaksi, Mister X mulai mengalami gangguan dari debt collector yang melacak kendaraan tersebut.
Pihak penagih datang ke rumah dan bahkan sempat menghadang di jalan saat kendaraan digunakan.
Hal ini disebabkan karena mobil yang dibelinya ternyata masih tercatat sebagai objek kredit bermasalah.
Pihak leasing belum mendapatkan pelunasan atas unit tersebut, dan dalam sistem keuangan mereka, kendaraan itu masih menjadi jaminan utang.
Meskipun pembeli telah mengantongi seluruh dokumen legal, status kepemilikan di mata leasing belum berpindah.
Kondisi ini membuat mobil tetap bisa ditarik paksa oleh pihak leasing kapan saja tanpa harus menunggu proses hukum panjang.
Hal inilah yang membuat status “matel” menjadi sangat berisiko bagi pembeli akhir.
Dalam praktiknya, banyak oknum penjual memanfaatkan celah ini untuk menjual mobil secara cepat dengan harga miring.
Mereka mengklaim kendaraan bebas masalah, padahal di belakang layar, mobil tersebut masih dalam sengketa pembiayaan.
Beberapa bahkan sengaja mengelabui pembeli dengan mengaku telah melunasi kredit, padahal hanya menunda proses penarikan dari leasing.
Bagi pihak pembeli yang tidak memahami skema ini, potensi kerugian sangat besar.
Selain kehilangan mobil karena ditarik leasing, pembeli juga sulit menuntut ganti rugi karena secara hukum, ia bukan pemilik sah kendaraan.
Surat-surat seperti faktur dan STNK memang asli, tetapi tidak menjamin legalitas kepemilikan apabila belum ada pengalihan nama secara resmi dari pihak leasing.
Kondisi ini tentu menjadi dilema tersendiri bagi masyarakat yang tergiur dengan harga murah.
Banyak yang berharap bisa memiliki mobil idaman dengan cara cepat dan mudah, tetapi akhirnya justru terjebak dalam lingkaran masalah hukum dan finansial.
Di sisi lain, keberadaan kendaraan matel on app full juga memunculkan celah kriminalitas.
Mobil-mobil dengan status seperti ini kerap digunakan oleh pelaku kejahatan karena tidak mudah dilacak secara administratif.
Beberapa kendaraan bahkan sengaja dibeli dan dijual kembali ke luar kota untuk menghindari pantauan leasing dan aparat penegak hukum.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi hukum dan keuangan sebelum membeli kendaraan bekas.
Jangan hanya tergiur harga murah tanpa memahami risiko yang mungkin terjadi.
Membeli mobil bekas memang bisa menjadi solusi cerdas, tetapi harus dilakukan dengan teliti dan melalui jalur legal yang aman.
Pemerintah dan lembaga pembiayaan diharapkan bisa memberikan edukasi kepada publik mengenai bahaya membeli kendaraan dengan status kredit bermasalah.
Selain itu, regulasi yang lebih ketat terhadap transaksi kendaraan bermotor juga menjadi kebutuhan mendesak untuk melindungi konsumen.
Sebagai langkah antisipatif, calon pembeli disarankan melakukan pengecekan ke pihak leasing jika menemukan mobil dengan status mencurigakan.
Transaksi yang tampak sah secara dokumen belum tentu sah secara hukum jika menyangkut aset pembiayaan.
Mister X sendiri menyimpulkan bahwa keputusan membeli mobil matel on app full merupakan pelajaran mahal yang tidak ingin ia ulangi.
Meski kendaraan tersebut tampak menguntungkan di awal, ancaman dari debt collector dan potensi kehilangan aset membuatnya merasa tidak tenang.
Ia menyarankan agar masyarakat tidak tergoda dengan iming-iming harga murah tanpa perlindungan hukum yang kuat.
Dalam konteks ini, keamanan dan ketenangan dalam berkendara jauh lebih bernilai daripada sekadar menghemat biaya pembelian.
Wassalamu'alaikum.