Gak Semua Pas, Simak Perbedaan CDI Yamaha FIZR dan FORCE 1, Jangan Sampai Salah Pasang!

Table of Contents

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. CDI Yamaha FIZR dan FORCE 1 kerap dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan penting yang tidak bisa diabaikan.

Gak Semua Pas, Simak Perbedaan CDI Yamaha FIZR dan FORCE 1, Jangan Sampai Salah Pasang!
Ilustrasi. CDI kode 3AY (kecil).


Di kalangan pengguna motor dua tak Yamaha, khususnya FIZR dan FORCE 1, pertukaran komponen kerap dianggap lumrah.


Salah satu komponen yang paling sering dipertukarkan adalah CDI karena dinilai plug and play (PNP).


Namun, kesalahan kecil dalam memahami karakteristik CDI dari masing-masing tipe motor ini dapat berdampak pada performa hingga keawetan mesin.


Perangkat CDI (Capacitor Discharge Ignition) merupakan komponen penting dalam sistem pengapian motor.


Fungsinya adalah mengatur waktu pengapian yang menentukan kinerja mesin saat proses pembakaran.


Meski secara fisik terlihat mirip soket-soketnya, CDI milik Yamaha FIZR dan FORCE 1 memiliki perbedaan fundamental yang wajib diketahui pengguna.


Perbedaan utama dari kedua CDI tersebut terletak pada sistem starter yang digunakan masing-masing motor.


Jika motor FIZR atau Force 1 hanya dibekali dengan kick starter saja, maka CDI yang dipertukarkan harus khusus untuk yang versi kick starter.


Sebaliknya, jika motor tersebut memiliki elektrik starter, maka CDI-nya juga harus support elektrik starter.


Perbedaan sistem starter ini berpengaruh pada konstruksi dan konfigurasi CDI masing-masing tipe motor.


Meskipun secara sambungan bisa saling masuk, kesalahan dalam memasang CDI yang tidak sesuai dengan sistem starter dapat membuat pengapian tidak optimal.


Hal tersebut disampaikan oleh Jejen, seorang mekanik di Padalarang, saat tengah mengerjakan motor dua tak milik pelanggan.


Ia menjelaskan bahwa timing pengapian antara CDI FORCE 1 dan FIZR berbeda tergantung varian dan tahun produksi masing-masing motor.


Artinya, walaupun bentuknya sama dan bisa dipasang secara fisik, bukan berarti sistem pengapiannya akan bekerja dengan cara yang sama.


Kesalahan dalam memilih CDI bisa menyebabkan mesin sulit dinyalakan, tenaga terasa berat, atau bahkan overheat.


Lebih jauh, perbedaan lainnya juga terletak pada limitasi RPM (revolusi per menit) dari masing-masing CDI.


CDI milik FIZR umumnya memiliki batas RPM lebih tinggi dibandingkan dengan CDI FORCE 1.


Perbedaan ini akan sangat terasa bagi pengguna yang sering menggeber motornya di putaran tinggi, karena CDI FORCE 1 akan cenderung membatasi RPM lebih cepat.


Selain itu, secara fisik CDI FORCE 1 memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan milik FIZR.


Ukuran ini bisa menjadi petunjuk tambahan bagi mekanik atau pengguna saat mencoba membedakan kedua jenis CDI tersebut secara langsung.


Namun, ukuran tidak bisa dijadikan patokan utama, sebab beberapa varian aftermarket bisa memiliki bentuk casing yang serupa.


Maka dari itu, penting untuk mengetahui kode part dan spesifikasi dasar dari CDI yang digunakan.


Penggunaan CDI yang tidak sesuai juga bisa berujung pada keharusan untuk menyetel ulang pengapian motor.


Hal ini memerlukan alat khusus dan pengetahuan teknis, yang jika tidak dikerjakan dengan benar justru bisa merusak sistem pembakaran.


Dengan kata lain, meski banyak pengguna merasa tidak ada perbedaan signifikan saat menukar CDI FIZR dan FORCE 1, sebenarnya ada banyak parameter teknis di balik itu semua.


Pengendara yang peduli dengan performa dan keawetan mesin sebaiknya lebih teliti dalam memilih komponen pengapian ini.


Memahami perbedaan tersebut bukan hanya soal teknis, tetapi juga langkah pencegahan agar motor tetap dalam performa terbaik.


Apalagi di tengah maraknya produk CDI aftermarket yang tidak semua kompatibel dengan standar bawaan pabrik.


Langkah bijak adalah mencocokkan jenis CDI dengan sistem starter motor, tahun produksi, serta memahami karakteristik pengapiannya.


Bagi pengguna awam, disarankan untuk berkonsultasi dengan mekanik terpercaya sebelum mengganti CDI, agar tidak salah pilih dan menghindari risiko kerusakan mesin di kemudian hari.


Dengan pemahaman yang tepat, pertukaran CDI antara Yamaha FIZR dan FORCE 1 bisa dilakukan secara bijak dan sesuai kebutuhan.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)