Arti Istilah Rem Senen Kemis, Apa Maksudnya?

Daftar Isi

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Istilah "rem senen kemis" belakangan sering digunakan sebagai bentuk sindiran terhadap kondisi rem kendaraan yang tidak berfungsi optimal.

Arti Istilah Rem Senen Kemis, Apa Maksudnya?
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ geraldoswald62


Ungkapan ini muncul di tengah fenomena banyaknya pengendara sepeda motor atau mobil yang mengabaikan kondisi pengereman kendaraannya.


Meskipun terdengar kocak, istilah ini sebenarnya menyimpan pesan keselamatan yang sangat penting untuk dipahami para pengguna jalan.


Dalam percakapan sehari-hari, khususnya di kalangan pengguna roda dua dan komunitas otomotif, istilah "rem senen kemis" kerap kali dilontarkan saat menyaksikan kendaraan yang telat berhenti saat direm.


Ungkapan ini merupakan bentuk metafora dari rem yang sangat lemah sehingga jika ditekan pada hari Senin, baru akan benar-benar berhenti pada hari Kamis.


Tentu saja ini bukan perhitungan waktu yang sesungguhnya, melainkan cara hiperbolik untuk menggambarkan betapa buruknya kinerja sistem rem pada kendaraan tersebut.


Fenomena ini juga muncul seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dalam berkendara.


Namun, tetap saja masih banyak yang menganggap remeh kondisi rem, baik karena faktor ekonomi, malas servis, atau sekadar tidak sadar.


Kondisi rem yang tidak layak bukan hanya membahayakan pengendara sendiri, tetapi juga pengguna jalan lain.


Dalam banyak kasus kecelakaan lalu lintas, rem blong atau rem yang tidak pakem menjadi salah satu penyebab utama.


Sayangnya, banyak pengendara baru maupun lama yang belum memahami bahwa sistem pengereman merupakan komponen vital dalam kendaraan bermotor.


Tidak jarang pula ditemui kendaraan, khususnya motor, yang hanya mengandalkan satu rem saja, baik depan maupun belakang, padahal keduanya dirancang untuk bekerja bersamaan.


Salah satu alasan munculnya sindiran "rem senen kemis" adalah karena banyak pengemudi yang baru menyadari remnya bermasalah setelah kejadian hampir menabrak atau gagal berhenti di persimpangan.


Penggunaan istilah ini sejatinya menjadi peringatan sosial tidak langsung agar pengendara lebih peduli terhadap kondisi kendaraannya.


Dalam dunia otomotif sendiri, istilah-istilah semacam ini cukup lazim digunakan, meski dalam bentuk yang lebih teknis.


Namun, karena masyarakat lebih mudah memahami analogi yang ringan dan lucu, istilah seperti "rem senen kemis" justru lebih cepat viral dan menjadi bahan candaan sekaligus kritik.


Banyak bengkel bahkan memanfaatkan popularitas frasa ini untuk menarik pelanggan dengan membuat spanduk bertuliskan “Rem Senin-Kamis? Sini Biar Kita Bikin Rem Minggu-Senin!”


Ini menunjukkan bahwa humor lokal bisa digunakan sebagai medium edukasi yang efektif, khususnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan berkendara.


Pengamat transportasi juga mengingatkan bahwa pengereman bukan hanya soal kampas rem.


Faktor-faktor lain seperti cakram, kaliper, sistem hidrolik, hingga tekanan angin ban turut memengaruhi efektivitas pengereman.


Artinya, mengecek rem tidak cukup hanya melihat ketebalan kampas, tetapi perlu perawatan rutin dan pemahaman mekanisme pengereman itu sendiri.


Menariknya, istilah ini tidak hanya berlaku untuk kendaraan pribadi, tetapi juga sering dilontarkan kepada kendaraan umum atau truk besar yang kerap menimbulkan keresahan di jalan karena pengereman yang buruk.


Beberapa komunitas pengendara bahkan menjadikan istilah ini sebagai pengingat bersama dengan menyebarkannya dalam bentuk meme di media sosial.


Meme tersebut biasanya menampilkan kendaraan yang hampir menabrak karena remnya telat merespons, disertai caption "rem senen kemis".


Tujuannya bukan semata untuk lucu-lucuan, tapi juga sebagai edukasi ringan agar masyarakat lebih perhatian terhadap kendaraan mereka.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)