Kode Harga ABC dari Rincian hingga Asal-usul Pengodean
Kode harga ABC dari rincian hingga asal-usul penyebab dibentuknya pengodean harga ini. Wah, menarik juga ya jika membahas ini? Yuk, sama-sama bahas saja di sini.
Satupiston.com
- Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. kali ini kita akan membahas
mengenai kode-kode harga.
Dalam forum jual beli online seperti di Grup Facebook Jual
Beli atau bahkan Facebook Marketplace, sering kali kita menemukan harga yang
ditulis tidak dengan sebenarnya.
Misalnya saja harga yang dibuat jadi gratis, 0, hingga
menggunakan kode-kode harga yakni kombinasi huruf dan angka.
Lalu khusus untuk kode harga ABC, kira-kira maksudnya itu
apa sih? Bagaimana acuan membacanya?
Kode Harga ABC dari Rincian hingga Asal-usul Pengodean

Kode harga ABC ini dimulai dari huruf A sampai G, di mana
semakin mendekati A, maka nominalnya semakin tinggi.
Sebaliknya jika semakin mendekati G, maka nominalnya akan
semakin rendah.
Setidaknya, ini mengacu pada pecahan uang 1 lembar di
Indonesia dengan absennya satu pecahan mata uang yakni Rp. 75.000 karena
termasuk limited edtion.
Adapun untuk nominal pecahannya adalah sebagai berikut:
- A sama dengan Rp. 100.000
- B sama dengan Rp. 50.000
- C sama dengan Rp. 20.000
- D sama dengan Rp. 10.000
- E sama dengan Rp. 5.000
- F sama dengan Rp. 2.000
- G sama dengan Rp. 1.000
Sampai di sini mungkin sudah terlihat jika memang
nominal-nominalnya merupakan pecahan nominal dalam satu lembar.
Dan biasanya dalam penulisannya, disertai dengan angka,
misalnya saja A1, B1, dan seterusnya dengan acuan membaca sebagai berikut:
- A1: Rp. 100.000 sebanyak 1 lembar
- B1: Rp. 50.000 sebanyak 1 lembar
- C1: Rp. 20.000 sebanyak 1 lembar
- D1: Rp. 10.000 sebanyak 1 lembar
- E1: Rp. 5.000 sebanyak 1 lembar
- F1: Rp. 2.000 sebanyak 1 lembar
- G1: Rp. 1.000 sebanyak 1 lembar
Jadi kalkulasinya tinggal dikalikan saja, misal ada A6, maka
artinya uang Rp. 100.000 sebanyak 6 lembar atau setara dengan Rp. 600.000.
Asal-usul Terciptanya Kode Harga ABC
Salah satu alasan kenapa kode ini dibuat adalah untuk “mengelabui”
sistem, di mana kode harga ini biasanya kerap digunakan saat jual beli hewan
peliharaan (sebelum akhirnya secara universal digunakan untuk jual beli item
lain).
Facebook sendiri melarang adanya penjualan dan pembelian
termasuk adopsi hewan, meski pun itu hewan peliharaan dan tidak bertentangan
dengan perundang-undangan.
Untuk itu, kerap ada aksi “kucing-kucingan”, di mana banyak
users Facebook yang menyiasati sedemikian rupa agar postingannya tidak seperti
sedang menjual hewan peliharaan.
Ya, salah satunya adalah dengan cara membuat kode harga
sehingga membuat sistem Facebook jadi tidak mencurigainya.
Adapun di Facebook sendiri tidak boleh melakukan beberapa
penjualan lain selain dari pada hewan.
Misalnya saja dilarang menjual jasa, barang yang deskripsi
atau fotonya tidak sesuai, hingga barang-barang untuk perawatan dan kesehatan.
Di sini, mungkin ada yang bertanya, kenapa di Facebook
sendiri masih ada yang lolos seperti jualan jasa dan sejenisnya?
Salah satu alasannya adalah karena para penjual
menyiasatinya dengan mencari sinonim kata atau sejenisnya.
Yang jelas saat kami dulu buka jasa dan mempublisnya di
Facebook, hasilnya adalah Facebook sering menghapus postingan kami.
Artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga
bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.