Contoh Win Win Solution dan Fungsinya

Daftar Isi

Contoh win win solution dan fungsinya itu seperti apa ya? Mungkin masih sedikit orang yang mendengar kata yang satu ini, tetapi percayalah, ini adalah salah satu bentuk penyelesaian konflik atau masalah yang dapat dikatakan cukup happy ending.

 

Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas mengenai win win solution.

 

Salah satu metode dalam penyelesaian masalah adalah win-win solution ini.

 

Di mana memang tidak ada pihak yang benar-benar diuntungkan. Tetapi setidaknya ini lebih baik ketimbang berakhir broke atau berpisah misalnya.

 

Definisi Win Win Solution

Contoh Win Win Solution dan Fungsinya


Sebelum membahas mengenai contohnya, mungkin lebih enak jika bahas dulu mengenai pengertiannya.

 

Di mana bila diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, bisa diketahui jika win win solution ini punya makna yakni saling menguntungkan.

 

Sedangkan menurut Stephen R. Covey dalam Ayi Sobarna;

  • Win-win solution adalah kerangka pikir dan hati yang selalu berusaha memperoleh keuntungan bersama dalam setiap interaksi manusia. Win-win solution berarti penyelesaian yang menguntungkan dan memuaskan semua pihak. Dengan pemecahan win-win, semua pihak merasa enak dengan keputusan. Win-win melihat hidup bukan sebagai arena kompetisi melainkan arena kerja sama.

 

Seperti yang dibahas sebelumnya, meski terbilang saling menguntungkan, tetapi faktanya tidak benar-benar saling menguntungkan.

 

Misal dari 100% keuntungan atau harapan yang ingin tercapai, mungkin yang didapat dari kedua belah pihak hanya 50% saja.

 

Contoh Win Win Solution

Di dunia MotoGP, kita ambil contoh pembalap dan tim yang berusaha bernegoisasi mengenai besaran gaji pembalap per tahun.

 

Di sini, pembalap ingin naik gaji sebesar 50% karena performanya saat balapan di musim lalu tengah meningkat bahkan menjadi juara dunia.

 

Namun tim tidak bisa memenuhi hal tersebut karena masalah finansial.

 

Tebak apa yang akan terjadi jika dilakukan dengan model pendekatan win win solution? Ya, ada negoisasi hingga ditemukan angka yang cocok.

 

Misalnya saja, tim sebenarnya hanya bisa menaikan di angka 10% saja untuk gaji pembalap tersebut.

 

Namun karena ada beberapa negoisasi lebih lanjut, maka kesepakatan pun terjadi yakni kenaikan gaji misal hanya 20% saja dengan klausal pembalap bisa mendapatkan hadiah motor yang dipakai di akhir musim.

 

Ya, win win solution ini secara sederhana adalah proses negoisasi atau tawar-menawar dengan tujuan agar deal atau setuju.

 

Coba perhatikan lagi kasus di atas, di mana pembalap sebenarnya ingin naik gaji hingga 50%, namun tim balap hanya mampu menggaji sebanyak 10% saja untuk presentase kenaikannya.

 

Karena masih saling “mengharapkan”, maka dicari solusi yang menarik, yakni mendapatkan motor yang dibalapkan ketika musim telah berakhir serta adanya kenaikan gaji yang disepakati sebanyak 20%.

 

Sekilas memang sama-sama menguntungkan bukan? Tim masih berkontrak dengan pembalap dan pembalap pun memiliki kenaikan gaji.

 

Tetapi hal tersebut tidak 100% menguntungkan, terlebih dari plan kedua pihak tersebut.

 

Yakni rencana awal, pembalap ingin naik gaji sebesar 50%, sedangkan tim balap awalnya hanya mau menaikan sebanyak 10% saja.

 

Meski pun sama-sama tidak mendapatkan hal yang 100% diinginkan, namun pendekatan win win solution ini masih bisa membuat pembalap dan tim terus bekerja sama.

 

Pada sektor lain bagaimana? Ya kurang lebih sama, hanya saja dengan pihak dan sengketa yang mungkin sedikit berbeda.

 

Fungsi Win Win Solution

Fungsi dari win win solution mungkin sudah sedikit tergambar pada cerita di atas.


Di mana ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan mencapai kesepakatan bersama yang cenderung positif.


Jadi dengan adanya win win solution, potensi bentrok hingga perpisahan bisa diminimalisir.


Artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Wassalamu’alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)