Apakah MotoGP Termasuk Olahraga? Ini Penjelasannya !
Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini
kita akan membahas mengenai apakah MotoGP termasuk olahraga?
MotoGP atau Motorcycle Grand Prix merupakan salah satu ajang
balap motor terpopuler di dunia, termasuk di Indonesia.
Ajang balap motor prototype ini tercatat memiliki beberapa
pabrikan dan motor yang bertarung di lintasan.
Desain motor di MotoGP pun terkadang tak luput dari perhatian
dan bahkan motor ini lah yang nantinya jadi acuan para bikers dalam
memodifikasi motor tunggangannya.
Nah menarik di sini jika kita bahas. Apakah MotoGP termasuk
ajang olahraga? Mengingat kadang ada yang beranggapan bahwa “menunggangi
motor kan enggak capek?”.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas bersama
saja dalam artikel ini.
Alasan MotoGP Termasuk Olahraga

Sepintas memang masuk akal jika ada yang berkata bahwa
menunggangi motor itu tidak capek dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari,
berjalan kaki dan menaiki sepeda lebih dapat dikategorikan sebagai olahraga.
Namun dalam kasus ini, jangan simpulkan MotoGP secara parsial
atau setengah-setengah. Pasalnya, motor yang digunakan di MotoGP bukan motor
sembarangan dan rider atau pembalap yang ada di MotoGP pun bukan orang
sembarangan.
Mengapa? Sebab motor yang digunakan di MotoGP adalah motor
prototype yakni motor khusus untuk balapan (dibuat dan dikembangkan untuk
balapan).
Top speed atau kecepatan puncak dari motor di kelas utama
MotoGP adalah lebih dari 300 Km/ jam. Sebagai perbandingan, motor bebek, metik, dan
motor sport harian berkubikasi 150 cc maksimum hanya dapat berlari di angka 140
Km/ Jam (itu pun sering kurang).
Dari sisi pembalap, atlit di MotoGP harus ditempa dari kelas
terkecil hingga akhirnya bisa masuk kelas MotoGP.
Dalam progresnya, pembalap harus menjaga pola makan, sering
latihan di gym, bersepeda, berlari atau jalan santai, berenang, dan kegiatan
fisik lainnya secara rutin.
Menjelang balapan, pembalap harus mengikuti sesi latihan
bebas hingga sesi kualifikasi agar nantinya dapat menempati starting grid
terbaik.
Jumlah putaran di sesi latihan bebas hingga kualifikasi ini
nantinya bisa berkali-kali lipat dari jumlah putaran di sesi balapannya.
Pembalap dituntut untuk memacu motor sekencang mungkin, dan
yang melelahkan adalah ketika harus menghadapi tikungan.
Sebelum memasuki tikungan, pembalap harus melakukan
pengereman dengan keras dan tak jarang membuat lengan mereka cidera.
Saat di tikungan, mereka harus berjibaku menyetabilkan
kondisi motor dengan lintasan agar tidak terjatuh.
Sungguh, balapan itu kegiatan fisik yang melelahkan. Dimana jika
tidak terbiasa, bisa-bisa pinggan akan sakit karena harus menekuk tubuh
(terlepas dari cidera karena pengereman atau pun terjatuh).
Saat balapan, pembalap juga harus menggunakan alat pelindung
diri seperti baju balap, sepatu balap, sarung tangan balap, hingga helm khusus.
Hal ini dilakukan agar meminimalisir cidera serius pada diri pembalap.
Menaiki motor memang enggak capek, jika dilakukan dengan
santai. Namun beda cerita jika motor harus dipacu dalam suasana kompetisi.
Selain itu, balapan motor ini bukan ajang olahraga yang
sehari beres. Mungkin kita lebih banyak melihat balap motor ini selama 30 menit
saat race berlangsung. Namun faktanya, apa yang dilakukan sebelum balapan lah
yang terkadang lelahnya bukan main.
Kesimpulan
Apakah MotoGP adalah olahraga? Jawabannya adalah ia,
olahraga. MotoGP sendiri menuntut pembalap agar memiliki fisik yang prima dan
siap menghadapi resiko cidera saat olahraga ini berlangsung.
Artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga
bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.