Tahta Berkendara Di Jalan Raya, Catatan Akhir Tahun 2020
Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini
kita akan sedikit bersantai dan membahas salah satu hal yang sebenarnya cukup
tabu tetapi pada faktanya kadang memang seperti itu.
“Tahta”, tak hanya berurusan dengan jabatan secara harfiah. Faktanya,
di jalan raya pun kita sering menjumpai aksi “diskriminatif” dengan acuan
kendaraan pribadi yang tengah ditumpangi.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada siapa pun, mungkin kita
pernah atau sering menjumpai orang yang “melanggar hak berkendara” milik orang
lain dengan alasan yang tidak sesuai dengan undang-undang.
Misalnya ada orang yang main tabrak pada kendaraan lain atas
dasar “kurang suka” atau ada orang yang minta diprioritaskan hanya gara-gara
tunggangannya lebih “wah”.
Jika kalian pernah melihat hal-hal yang sudah kami sebutkan
di atas, maka selamat !!! kalian memang pernah ke jalan raya hehe.
Sumber: bonsaibikers.com
Kasus pemobil LCGC yang menabrak moge CBR beberapa waktu
silam mungkin masih hangat di telinga kita.
Bak sebuah drama, pemilik mobil LCGC yang masih kreditan
tersebut seperti kebakaran janggut dan tanpa fikir panjang langsung menabrak
pengemudi moge CBR.
Mungkin pemilik mobil mengira ia lebih “wah” karena
menggunakan kendaraan roda empat. Tetapi faktanya, moge CBR yang ia tabrak
memiliki harga berlipat-lipat dari mobil kreditannya.
Entah apa yang pengemudi itu rasakan setelah tahu yang ia
tabrak bukan motor 30 jutaan (sekitar 500 – 700 jutaan tergantung kurs dan lain
hal) ditambah lagi yang ia tabrak bukan lah orang sembarangan dan merupakan
sanak family pihak kepolisian.
Coba terhindar dari jerat hukum dengan dalil percobaan
pembunuhan, si pelaku coba tawarkan mobil kreditannya beserta 1 unit rumah
untuk "berdamai".
Tetapi korban menolak dan alangkah baiknya si korban
mengikhlaskan apa yang ia alami dan rela berdamai tanpa syarat apapun.
Selain cerita di atas, masih cukup banyak cerita ironi lain
yang mana menggambarkan apa yang ditunggangi dapat membuat orang lupa diri saat
di jalan raya.
Well, sebagai sesama pengguna jalan raya, kami rasa aksi
arogansi karena “tahta” kendaraan sudah harus ditinggalkan.
Nah artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata
semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.