Contoh Personal Selling (Kasus Produk Motor Yamaha)

Daftar Isi


Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas mengenai contoh personal selling dari produk otomotif lebih tepatnya adalah sepeda motor dari Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

 

Perhatian: Saya bukan sales atau tim marketing dari perusahaan Yamaha. Saya hanya seorang penulis di blog ini. *) Jangan lupa balik lagi ke sini ya wkwk.

 

Nah untuk kalian yang tengah mendalami ilmu marketing baik itu di sekolah atau di bangku kuliah, mungkin sekarang tengah masuk pada bab personal selling atau penjualan pribadi, tebakan kami betul bukan? Jika tidak betul tak apa, yang penting kalian datang ke sini untuk mencari contoh tentang personal selling.

 

Pada sub bab pemasaran atau marketing, ada beberapa jenis pemasaran yang diantaranya adalah periklanan, promosi penjualan, penjualan pribadi, pemasaran langsung, serta publisitas.

 

Apa? sub babnya berbeda? Tenang saja, mungkin berbeda karena pengambilan judul sub bab dinamai atas nama lain contohnya penjualan pribadi yang disebut juga sebagai personal selling atau pemasaran langsung dinamai juga sebagai direct marketing.

 

Pada awalnya, kami sempat merasa kebingungan untuk membedakan kelima cara implementasi pemasaran tersebut.

 

Masalahnya adalah cara-cara yang dijelaskan pada buku-buku seolah-olah “hampir sama” dan terlihat tidak ada bedanya.

 

Namun setelah didalami lebih lanjut, rupanya kesemua implementasi pemasaran tersebut memang ada bedanya dan memiliki ciri khas tersendiri.

 

Pada artikel ini, kita hanya akan fokus membahas mengenai pembahasaan personal selling atau penjualan pribadi. Untuk contoh lain dari pelaksanaan pemasaran, akan kami bahas dalam artikel lainnya.

 

Pengertian Pemasaran atau Merketing

Sebelum lebih jauh membahas mengenai contoh personal selling yang merupakan bagian dari pemasaran, kami akan coba bahas terlebih dahulu mengenai pengertian pemasaran.

 

Pemasaran sendiri menurut kami adalah bagian dari ilmu manajemen yang terfokus untuk mendapatkan “pasar”. Dalam pemasaran, ada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengendalian (bahasa kerennya adalah P.O.A.C; Planing, Organizing, Actuating, dan Controlling).

 

Khusus dalam perencanaan pemasaran, ada yang namanya pencarian “target” yang dimulai dari segmentasi, penargetan, hingga penempatan posisi (ini mungkin akan kita bahas di lain artikel karena pembahasaannya cukup panjang.

 

Kita coba masuk ke teori ahli ya hehe, Menurut Freddy Rangkuti (2016: 101):

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.

 

Dan menurut M. Nur Rianto Al-Arif (2012: 5), pemasaran adalah:

Pemasaran lebih merupakan “suatu seni menjual produk”, sehingga proses pemasaran penjualan yang dimulai dari perancangan produk sampai dengan setelah produk tersebut terjual. Berbeda dengan penjualan yang hanya berkutat pada terjadinya transaksi penjualan barang atau jasa.

 

Dari dua teori di atas sudah dapat gambaran bukan? Bahwa sejatinya pemasaran bukanlah hanya sekedar menjual. Oleh sebab itu ada beberapa tahapan serta model yang digunakan. Salah satu model dari pemasaran adalah personal selling atau penjualan pribadi yang akan dibahas oleh kita dalam artikel ini.

 

Pengertian Personal Selling atau Penjualan Pribadi

Kita mulai dari pengertian para ahli, tetapi teori yang akan kita ambil adalah teori penjualan pribadi atau personal selling untuk bank lebih tepatnya adalah bank syariah. Meski begitu, nanti kita bahas agar benang merahnya dapat kita ambil.

 

M. Nur Rianto Al-Arif (2012:180) menyatakan:

Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning service, satpam sampai dengan pejabat bank. Secara khusus kegiatan personal selling dapat diwakili oleh account officer atau financial advisor. Namun personal selling juga dapat dilakukan dengan merekrut tenaga-tenaga wiraniaga (salesman atau salesgirl) untuk melakukan penjualan door to door.

 

Penjualan pribadi menurut Herry Sutanto dan Khaerul Umam (2013: 380), adalah:

Penjualan perorangan adalah interaksi langsung antara salesman bank dan satu atau lebih calon pembeli guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan.

 

Sifat penjualan pribadi menurut Herry Sutanto dan Khaerul Umam (2013: 381), adalah:

1. Konfrontasi personal, artinya personal selling mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan lebih dekat. 2. Mempererat, artinya personal selling memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan, mulai hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan. 3. Tanggapan, artinya personal selling membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.

 

Setelah melihat tiga teori mengenai personal selling atau penjualan pribadi di atas, kami menyimpulkan bahwa personal selling atau penjualan pribadi merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh tenaga pemasaran (baik itu marketing atau sales) yang dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara tatap muka langsung dengan “calon” pembeli. Hal tersebut tentunya berbeda dengan periklanan atau pemasaran secara langsung, dimana dalam penjualan pribadi, media utama yang “mempresentasikan” produknya adalah “diri kita” sendiri.

 

Contoh Personal Selling Yang Dilakukan Yamaha Motor

Pada sub bab ini, kami akan berikan salah satu contoh personal selling yang dilakukan oleh tim marketing Yamaha Motor. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak gambar di bawah ini:

 

Contoh Personal Selling (Kasus Produk Motor Yamaha)


Gambar di atas adalah stand dari marketing Yamaha untuk produk WR 155 yang merupakan motor dengan jenis trail.


Contoh Personal Selling (Kasus Produk Motor Yamaha)
Sumber: yamaha-motor.co.id
 

Baca JugaSpesifikasi, Fitur, dan Warna Yamaha WR 155 R

 

Lokasi dari gambar tersebut adalah di Borma Padalarang Bandung Barat. Jadi, apabila kita runtut berdasarkan teori, maka melakukan penjualan dengan “mempromosikan produk  ” pada titik-titik yang ramai seperti halaman parkir toko swalayan merupakan salah satu langkah yang mencerminkan pemasaran secara personal selling.

 

Dengan hadir ke calon pembeli dan “mempresentasikan” motor secara langsung ke calon pembeli, itu sudah termasuk ke dalam model pemasaran dengan jenis personal selling.

 

Dalam praktiknya untuk produk seperti motor atau mobil, memang sulit untuk melakukan personal selling dengan cara door to door seperti menawarkan produk tabungan, atau produk panci, atau produk kecantikan semisal Wardah.

 

Hal tersebut karena motor maupun mobil merupakan produk yang ukurannya cukup besar dan cukup sukar untuk dipindahkan sampai titik terdekat yakni secara door to door.

 

Oleh sebab itu, tim marketing biasanya akan melakukan personal selling pada momen-monen tertentu misal membuka stand di mall, lalu membuka stand di event-event otomotif, serta acara lain yang potensial untuk dijajali gaya pemasaran secara penjualan pribadi.

 

Idealnya, penjualan pribadi dengan mendirikan stand tidak dilakukan secara pasif atau hanya menunggu saja calon pembeli mendekat untuk melihat.

 

Idealnya tenaga pemasaran harus mau juga aktif mengundang calon pembeli untuk tertarik melihat-lihat produk yang dijajahkan.

 

Menanyakan harga, melihat motor, manaiki motor, hingga meminta kontak tim marketing merupakan salah satu contoh indikator keefektifan dari kegiatan personal selling.

 

Jadi jika personal selling dilakukan secara pasif dan tidak ada respon dari calon pembeli, maka itu dapat dikatakan tidak efektif.

 

Jika personal selling dilakukan dengan pasif, maka itu sama saja seperti kita memasang iklan dimana calon konsumen hanya “diperintahkan” untuk melihat iklan produk dan tanpa ada interaksi lebih lanjut.

 

Penutup

Nah kita coba tutup artikel ini dengan kesimpulan. Jadi dapat disimpulkan bahwa personal selling atau penjualan pribadi merupakan salah satu jenis pemasaran yang contohnya dilakukan dengan cara mendirikan stand pada titik keramaian yang berpotensi menghadirkan interaksi dari calon pembeli dengan pihak tenaga marketing (si penjual).

 

Nah artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Wassalamu’alaikum.

 

***

 

Kajian Pustaka:

1. Al Arif, M. Nur Rianto, (2012). Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: Alfabeta.

2. Rangkuti, Freddy, (2016), Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI, cet. ke-22, Jakarta: Gramedia.

3. Sutanto, Herry dan Umam, Khaerul, (2013). Manajemen Pemasaran Bank Syariah, cet. ke-1, Bandung: Pustaka Setia.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)