Dilema Operasi Patuh Jaya? Pengendara Tidak Tahu Aturan, Polantas Tidak Tahu Kendaraan

Daftar Isi

 

 

satuiston





Satupiston.com – Assalamu’alaikum, kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan sedikit bercerita ria dengan penuh kegembiraan hahaha (apaan sih).


Operasi Patuh Jaya yang sering diselenggarakan oleh pihak kepolisian Republik Indonesia tujuannya sangat mulia.

Yakni meningkatkan kesadaran pengendara dalam berkendara di jalan raya dan poin akhirnya tentu adalah untuk menekan angka kecelakaan hingga kematian di jalan raya dengan seminimum mungkin.

Niat baik memang harus direncanakan dan diimplementasikan dengan baik juga, tujuannya tentu adalah agar hasil yang didapatkan pun berdampak baik.

Tapi yang namanya manusia tidak ada yang sempurna termasuk apa yang terjadi pada Operasi Patuh Jaya.

Sebetulnya bukan hanya Operasi Patuh Jaya saja, Operasi Simpatik, Operasi Zebra, dan Operasi tertib lalu lintas lain juga memiliki dilema yang kurang lebih sama dengan apa yang akan kita bahas ini.

Pengendara Tidak Tahu Aturan

Sasaran utama dari tiap operasi atau razia lalu lintas tentunya adalah menyasar pengendara yang tidak tahu aturan.

Namun masalahnya adalah kadang ada pengendara kendaraan bermotor yang merasa benar dengan aturan lalu lintas yang dipahaminya.

Ya dapat dikatakan ada sedikit ketidaksepahaman antara aturan berlalu lintas yang dipahami oleh pihak polantas dengan pihak pendara.

Tak jarang karena “kepolosan” pengendara, banyak pelanggaran lalu lintas yang dilakukan secara tidak disengaja karena ketidaktahuan pengendara akan aturan berlalu lintas.

Jika pengendara tersebut bisa berbesar hati, tentunya mau untuk ditindak. Namun jika pengendara tersebut “keras kepala” tentu tak jarang ada perdebatan alot antara pihak polisi lalu lintas dengan pihak pengendara.

Jujur saja, sosialisasi tentang aturan berlalu lintas masih rendah di Indonesia. banyak rambu atau marka jalan hingga etika berkendara masih sukar untuk dipelajari kecuali jika memang diniatkan untuk pergi ke perpustakaan atau melakukan searching pada mesin pencarian Google secara mendalam.

Mungkin jika ada acara TV yang menayangkan aturan berkendara atau minimal etika berkendara secara rutin, maka dilema yang satu ini akan berkurang jumlah “frekuensinya”.

Polantas Tidak Tahu Kendaraan

Bukan bermaksud merendahkan atau bagaimana, tapi ini adalah fakta di lapangan. Banyak polantas yang bertugas dalam Operasi Patuh Jaya yang tidak begitu mengenal secara mendalam mengenai fitur hingga spesifikasi dari kendaraan bermotor.

Ya maklum saja, karena tidak semua polantas berlatar belakang otomotif atau setidaknya menyukai otomotif, kami saja yang suka menulis artikel soal otomotif kadang tidak tahu mengenai fitur dari suatu kendaraan.

Dilema yang satu ini kerap membuat konflik tersendiri dan memunculkan masalah baru berupa ketidakpastian atau ambiguitas.

Beberapa contoh mengenai dilema yang satu ini adalah mengenai lampu utama dari kendaraan bermotor.

Kita mungkin pernah mendengar ada kendaraan bermotor yang ditilang karena dinilai lampu utamanya terlalu terang dan bukan standaran pabrik??

Jika belum pernah mendengar, maka percayalah kejadian tersebut memang benar adanya. Banyak kendaraan bermotor yang terkadang terjaring tindakan Operasi Patuh Jaya karena “fitur terbarukan” dari pabrikannya.

Singkatnya, kendaraan bermotor yang hendak dilepas ke jalanan akan dilakukan serangkaian uji, dan salah satu ujiannya adalah uji layak jalan di jalan raya.

Jika ada kendaraan massal yang berhasil diperjual belikan, itu artinya kendaraan tersebut memang sudah mendapat kelayakan untuk digunakan di jalan raya (ini berlaku untuk kendaraan bermotor yang pasar sasarannya di Indonesia ya).

Kemudian jika pada akhirnya kendaraan standaran pabrik pun kena tindakan karena kesalahpahaman polantas, tentu ini menjadi dilema.

Sekali lagi artikel ini kita jadikan renungan untuk kebaikan bersama. Semoga bermanfaat dan kami akhiri tulisan ini.
Wassalamu’alaikum.


Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)