Ukuran Bearing Nap Gear CB150R

Daftar Isi [Tampil]

Sumber: bukalapak.com

Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas mengenai ukuran bearing nap gear dari CB150R.

CB150R merupakan motor dengan jenis Street Fighter dari pabrikan Astra Honda Motor (AHM) yang mana motor yang satu ini juga disebut sebagai versi naked-nya Honda CBR 150R.

CB150R muncul dengan cukup menggebrak pada masanya, gebrakan tersebut diduga karena munculnya Yamaha Vixion yang secara sukses merebut tahta dari Honda Megra Pro dalam segmen motor naked kelas 150 cc.

Nah nap gear, komponen yang satu ini dapat disebut juga sebagai dudukan gear serta konektor gear pada velg.

Nap gear sendiri dibekali dengan satu bearing serta satu boshing, bearing serta boshing tersebut harus terpasang pada nap gear. Jika tidak, kemungkinan nap gear akan bekerja dengan tidak normal.

Jika hanya ada boshing tanpa ada bearing, maka nap gear tidak dapat berputar pas dengan velg. Sedangkan jika hanya bearing yang dipasangkan dan tanpa boshing, maka kemungkinan bearing akan remuk.

Boshing yang kami maksud adalah boshing pada bagian dalam nap gear ya dan bukan boshing dari swing arm ke bearing gear.

Pengertian Bearing

Bearing atau yang sering juga disebut sebagai laher merupakan komponen yang bertugas sebagai bantalan pada komponen tertentu (misal velg, steer, hingga crankshaft).

Bearing ini dipasangkan atau digunakan agar suatu komponen dapat bekerja dengan normal tanpa adanya oleng atau oblak secara signifikan.

Penyebab Bearing Rusak

Biasanya bearing yang sudah rusak adalah bearing yang sudah oblak, berkarat, hingga remuk bagian bola atau pelornya.

Adapun beberapa penyebab bearing rusak diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kurang pelumasan dan sering terkena debu.

2. Menggunakan pelumasan yang salah, misal menggunakan gress atau stemplet tetapi bagian bearing dibiarkan terbuka dengan udara luar sehingga membuat gress atau stemplet tersebut menjadi keras.

3. Sering terkena air sehingga menjadi berkarat.

4. Sering terkena benturan yang keras.

5. Salah dalam melakukan pemasangan misal miring atau dipasang dengan cara dipukul-pukul dengan tidak tepat.

6. Bearing pengganti yang kurang berkualitas sehingga mudah rusak.